Kepada Io, mantan sahabatku
Hai Io, apa kabar? Kudengar kabarmu sudah sangat
tidak baik, bahkan kabarnya kamu sudah tidak ada. Sedih rasanya mendengarnya. Tapi
aku terlalu naif bila berkata begitu. Karena nyatanya aku mengabaikanmu. Aku menyingkirkanmu
dengan sahabat baru yang lebih keren dan lebih baik darimu (kurasa).
Maaf kawan aku berkata seperti itu, karena memang
nyatanya seperti itu. Lagipula kurasa kamu gak punya hati yang terlalu sensitif
untuk tersinggung mendengar ucapanku semacam itu. Kamu tau betul bagaimana aku
kan? Hehehe
Sungguh aku bukan orang yang tidak tau terima kasih.
Karena dengan surat ini aku ingin menyampaikan beberapa ucapan terima kasihku
untukmu. Ini bukan yang pertama aku melakukannya, aku pernah berterima kasih
padamu pada beberapa tulisanku tahun lalu, kau ingat? Namun kali ini spesial,
karena tulisan ini adalah surat cintaku untukmu yang aku sertakan dalam proyek
30 Hari Menulis Surat Cinta. Kamu pasti pernah mendengarnya tahun lalu, saat kita
masih bersahabat baik.
Kamu tau io? Aku sungguh senang sempat memilikimu, bersahabat
denganmu. Kamu menemaniku setiap pagi siang dan malam, bahkan pernah kamu tetap
terjaga saat aku tertidur karena lelah mengerjakan tugas kuliah. Tapi kamu gak
pernah marah. Kamu sungguh kuat. Bahkan tetap kuat saat tak sengaja aku
mendorongmu hingga terjatuh ‘meng-gumprang’
kelantai hehehe. Bahkan kau tetap bersinar. Wajahmu tetap menampakan cahayanya,
seakan berkata “aku baik-baik saja, kawan”. Ah.. kau sungguh sahabatku yang
terbaik (saat itu), Io. Ohiya, Kamu juga selalu ada saat aku merasa gak ada
satu orangpun yang menemaniku, menghiburku disaat aku sedang sedih, membantuku
untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahku disiang maupun malam. Kamu sungguh hebat,
kawan.
Tapi kini tidak lagi, kamu sudah berubah kawan. Kamu
gak se-hebat dulu. Kamu sudah gak sekuat dulu. Bahkan kemampuanmu gak sama seperti
yang lain. Dibandingkan yang lain kau kuno! Gak bisa apa-apa! dan aku bukan
seorang manusia yang mempunyai kesabaran yang cukup untuk menghadapi gerakanmu
yang semakin melamban. But however you
still be my best friend, Io.
Aku rasa kamu pergi karena merasa sedih, sudah diabaikan
olehku. Atau kamu gak suka dengan teman baru yang gak sama sepertiku, yang gak se-asik
aku. Hohoho..
Sungguh maafkan aku kawan, aku sudah menemukan
penggantimu. Sahabat yang lebih baik, lebih pintar dan lebih keren darimu
tentunya. Dia lebih mengerti kebutuhanku dibandingmu, meskipun sepertinya dia
agak manja.
Beristirahatlah dengan tenang, kawan. Terima kasih atas
keberadaan dan semua bantuanmu selama ini. Aku berjanji gak akan pernah melupakanmu,
karna aku menyayangimu..
Salam
dari mantan sahabatmu,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar