Senin, 04 Agustus 2014

Domba Hitam

Pernah denger dongeng tentang domba hitam gak? gak pernah aja lah yaa biar aku bisa lanjut nulis blog ini hehehe. jadi gini ceritanya..

Dahulu kala hiduplah seekor domba berwarna hitam, tanpa orang tua, tanpa teman karena dia berbeda, hingga tak memiliki teman. ketika malam dia tidur sendirian, ketika siang dia diasingkan, ketika yang lainnya makan rumput segar, domba itu hanya makan rumput sisa, hal itu dikarenakan semua domba mengitari rumput yang bagus dan tidak memberikan jalan untuk domba hitam memakan rumput yang bagus. 

para kawanan domba menyebut dia awan mendung, karena warna bulunya hitam seperti awan yang mendung. ketika domba domba kecil bermain, awan hitam mendekat. seketika itu para anak kecil mengejek, 
"Jauh jauh awan hitam. kami tidak mau hujan membasahi kami"

Ketika para tertua minum di pinggir sungai, awan hitam mendekat. lalu tertua mengejek

"Turunkan saja hujan bagi dirimu sendiri, awan hitam"

begitupun ketika makan. hingga awan hitam hanya kebagian sisa, hingga hatinya sedih seperti warna awan mendung. lalu seketika waktu, awan hitam yang dilanda sedih pergi ke arah barat. para kawanan domba tau. jika pergi ke arah barat akan ada padang rumput yang sangat subur, namun sebelum sampai ke sana, akan ada sungai yang membelah daratan itu, dan di sungai itu hiduplah buaya buaya yang sangat ganas dan lapar. 

awan hitam tak memperdulikan mitos tersebut, berangkatlah dia menuju barat, hingga sampailah ia di pinggir sungai dan di sebrang sungai sungguh tergambar padang rumput yang sangat indah. rumput rumput di sana pasti lezat rasanya. lalu awan hitam melaju hingga ia sampai di bibir sungai. ketika ia hendak meloncati batu, batu itu bergerak dan menganga seakan hendak memakannya, awan hitam kaget lalu berhenti

"Tunggu!!"
"Apakah engkau sang buaya yang konon sangat perkasa itu?"

"Benar". kata buaya

"Maaf tuan buaya, bukannya aku ingin melawan kehendakmu yang ingin memakanku. tapi lihatlah tubuhku yang berwarna hitam ini. bahwa rasa daging miliku mirip seperti awan mendung"


"Seperti apa rasanya awan mendung?". kata buaya

"Kurang lebih seperti air". kata awan hitam


"Bah, aku sudah kenyang makan air, percuma jika kau kumakan". kata buaya

lalu awan hitam pun lolos dari maut dan melanjutkan perjalanannnya menyebrangi sungai, hingga kenyanglah dia, lalu kembali, setiap hari. begitupun seterusnya. suatu saat hujan tak berhenti reda, awan hitam mencoba untuk mengngatkan kaumnya untuk segera pindah ke dataran yang lebih tinggi, namun para tetua menolak. bahkan tetua mengusigr awan hitam

"Pergilah kau awan hitam. hujan ini kau kan yang turunkan? kau kesal kepada kami yang tidak menyukaimu?"

lalu awan hitam sedih. pergi meningalkan kaumnya, hujan makin menjadi, awan hitam mendaki bukit, lalu di tengah pendakian, awan hitam mendengar rintihan tangis, ternyata ada seekor bayi serigala yang terluka


serigala berkata "Tolong aku domba. tolong aku. aku terpisah dari kaumku, aku terjatuh kala bermain. cakarku copot kala mencoba mendaki tebing yang curam. kaki kakiku bahkan ada yang patah. tolong aku. sungguh jika kau akan menolongku, kebaikan akan membalasmu"


"Apa kau akan memakanku?"

"Tidak. tidak akan. sungguh aku butuh pertolonganmu"

"Baiklah, tapi bagaimana dengan keluargamu. bukankah mereka akan memakanku saat kita tiba di tempatmu?"


"Tidak. tidak. aku adalah anak kepala suku. aku akan meminta ayahku untuk tidak memakanmu".

lalu awan hitam mengiyakan permohonan bayi srigala tersebut, diangkatlah tubuh serigala di atas pundaknya, dan srigala itu berpegangan dengan menggigit bulu bulunya. dalam perjalanan mereka saling bercerita, tentang domba hitam yang dipangil awan hitam, tentang srigala yang sedang main lalu jatuh ke jurang. 

lalu ditengah hujan yang kian lebat, mereka memutuskan untuk berhenti sejenak. karena jalan setapak licin, karena domba kelelahan. lalu berhentilah mereka di gua yang cukup aman dan nyaman. Serigala tertidur lelap, awan hitam menjaga dia dengan segenap hatinya. tak lama, di bawah lembah terdengar teriakan


"AWAN HITAM. AWAN HITAM. TOLONG KAMI...."

para kawanan domba ternyata terbawa arus air sungai yang meluap. Sudah terlambat. pikir awan hitam


para anak kecil berteriak "Awan hitam. hentikan hujannya..."
para orang tua, berteriak "Awan hitam.. maaafkan kami..."
para tertua berteriak "Awan hitam tolong kami.."

satu per satu terbawa arus, dan di ujung sungai telah menanti sekawanan buaya yang membuka mulutnya lebar lebar. satu persatu domba itu masuk kedalam mulut buaya, satu persatu... satu persatu... hingga habislah semua. lalu awan hitam menangis sedih karenanya. dan hujan pun reda tak lama setelah itu

maka mereka melanjutkan parjalanan yang sempat tertunda, dan ketika sampai di puncak lembah, berjalanlah awan hitam yang mengendong bayi serigala itu ke arah yang di tuju. seketika mereka dihadang kawanan serigala yang lapar, lalu bayi itu turun dan mencoba menghalangi awan hitam agar tidak dimakan, namun usaha bayi srigala itu percuma. kawanan srigala tetap mengejar awan hitam, hingga ia berlari ke arah gunung yang belih tinggi. awan hitam meloncat loncat. kawanan serigala kewalahan mengejar awan hitam, awan hitam terus meloncat hingga puncak, serigala tertinggal jauh. lalu mengilanglah awan hitam, bagai terbang menuju langit. lalu bayi srigala yang sudah ditolong merasa sedih

dalam perkataannya sebelum berpisah awan hitam berkata
"Aku akan datang padamu sebagai awan mendung, maka ingatlah aku saat itu. aku yang sudah mengalahkan buaya. aku yang sudah mengalahkan puluhan domba. aku yang sudah mengalakan serigala. dan aku yang sudah mencapai puncak gunung"

lalu sejak itu. jika di malam bulan purnama dan di bulan terdapat corak hitam. maka serigala akan mengaung karena rindunya. karena berfikir awan hitam telah sampai ke bulan dan bahagia di sana.

*ohiya btw ini juga pacar aku yang cerita.. hehe keren yaa :))

5 komentar:

  1. thankyou anon :)) btw morte itu apa ya? hahahah

    BalasHapus
  2. komik yang ada kisah awan hitam. keren :)

    BalasHapus
  3. hihihi unik juga ya.. aku baru tau kisahnya begini. hehehe :)

    BalasHapus
  4. hehehe namanya juga dongeng kak :p

    BalasHapus