Kamis, 05 Februari 2015

kepada (Mantan) Sahabat Terbaikku

Kepada Io, mantan sahabatku

Hai Io, apa kabar? Kudengar kabarmu sudah sangat tidak baik, bahkan kabarnya kamu sudah tidak ada. Sedih rasanya mendengarnya. Tapi aku terlalu naif bila berkata begitu. Karena nyatanya aku mengabaikanmu. Aku menyingkirkanmu dengan sahabat baru yang lebih keren dan lebih baik darimu (kurasa).

Maaf kawan aku berkata seperti itu, karena memang nyatanya seperti itu. Lagipula kurasa kamu gak punya hati yang terlalu sensitif untuk tersinggung mendengar ucapanku semacam itu. Kamu tau betul bagaimana aku kan? Hehehe

Sungguh aku bukan orang yang tidak tau terima kasih. Karena dengan surat ini aku ingin menyampaikan beberapa ucapan terima kasihku untukmu. Ini bukan yang pertama aku melakukannya, aku pernah berterima kasih padamu pada beberapa tulisanku tahun lalu, kau ingat? Namun kali ini spesial, karena tulisan ini adalah surat cintaku untukmu yang aku sertakan dalam proyek 30 Hari Menulis Surat Cinta. Kamu pasti pernah mendengarnya tahun lalu, saat kita masih bersahabat baik.

Kamu tau io? Aku sungguh senang sempat memilikimu, bersahabat denganmu. Kamu menemaniku setiap pagi siang dan malam, bahkan pernah kamu tetap terjaga saat aku tertidur karena lelah mengerjakan tugas kuliah. Tapi kamu gak pernah marah. Kamu sungguh kuat. Bahkan tetap kuat saat tak sengaja aku mendorongmu hingga terjatuh ‘meng-gumprang’ kelantai hehehe. Bahkan kau tetap bersinar. Wajahmu tetap menampakan cahayanya, seakan berkata “aku baik-baik saja, kawan”. Ah.. kau sungguh sahabatku yang terbaik (saat itu), Io. Ohiya, Kamu juga selalu ada saat aku merasa gak ada satu orangpun yang menemaniku, menghiburku disaat aku sedang sedih, membantuku untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahku disiang maupun malam. Kamu sungguh hebat, kawan.

Tapi kini tidak lagi, kamu sudah berubah kawan. Kamu gak se-hebat dulu. Kamu sudah gak sekuat dulu. Bahkan kemampuanmu gak sama seperti yang lain. Dibandingkan yang lain kau kuno! Gak bisa apa-apa! dan aku bukan seorang manusia yang mempunyai kesabaran yang cukup untuk menghadapi gerakanmu yang semakin melamban. But however you still be my best friend, Io.

Aku rasa kamu pergi karena merasa sedih, sudah diabaikan olehku. Atau kamu gak suka dengan teman baru yang gak sama sepertiku, yang gak se-asik aku. Hohoho..

Sungguh maafkan aku kawan, aku sudah menemukan penggantimu. Sahabat yang lebih baik, lebih pintar dan lebih keren darimu tentunya. Dia lebih mengerti kebutuhanku dibandingmu, meskipun sepertinya dia agak manja.

Beristirahatlah dengan tenang, kawan. Terima kasih atas keberadaan dan semua bantuanmu selama ini. Aku berjanji gak akan pernah melupakanmu, karna aku menyayangimu..

Salam dari mantan sahabatmu,

Ade Afriani
Io

Tidak ada komentar:

Posting Komentar