Kamis, 08 Oktober 2015

GKIA Berupaya Fokus Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan

Pada tanggal 30 september 2015 lalu telah dilangsungkan program Duta 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang diresmikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan RI, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Dokter Gizi Medis Indonesia (PDGMI), Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Sari Husada, dan Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Kemanusiaan Peduli Umat (PKPU) sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Gerakan Duta 1000 HPK tertanggal 14 Juni 2015.

Program ini merupakan komitmen pemerintah yang diharapkan mencetak 430 Duta 1000 HPK bersetifikasi dimana selanjutnya akan mendidik 3500 edukator dan 10.000 fasilitator dengan menargetkan 1 juta keluarga dalam mengatasi masalah gizi pada anak serta menurunkan prevalensi kekurangan gizi pada anak dimana pada tahun 2013 berjumlah 19,6% akan menjadi 17% pada tahun 2019 mendatang.


Namun, adanya potensi yang begitu kuat pada konflik kepentingan dari perusahaan produsen dan pemasaran produk pengganti ASI membuat Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA) yang terdiri atas 30 organisasi masyarakat sipil menyerukan kepada pemerintah dan seluruh pihak yang terlibat agar tetap fokus pada upaya perbaikan gizi pada periode emas HPK yaitu, sejak dalam kandungan sampai anak usia 2 tahun.

Dalam konteks program Duta 1000 HPK berdasarkan informasi yang diterima materi ASI yang ada di modul duta 1000 HPK hanya menekankan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Padahal, seharusnya mendukung dan mempromosikan standar emas PMBA, sesuai dengan tujuan pertumbuhan dimasa emas, yaitu Seribu Hari Pertama Kehidupan.

Dengan ini GKIA menghimbau kepada pemangku kepentingan agar waspada dan dengan cerdas menyikapi program 1000 HPK yang berpotensi ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu diatas kepentingan terbaik ibu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar